Wednesday, September 28, 2016

ALIANSI UNHAS BERSATU "Ada Apa dengan Kampus UNHAS"

Kampus : Adakadabra!


( Surat Pribadi untuk Calon Mahasiwa dan Mahasiswa Baru )

            Salam kenal, namaku Maba. Aku pernah merasakan hal yang sama sepertimu, beberapa tahun yang lalu ketika masih duduk menggunakan seragam hitam putih , duduk manis di kursi gedung penerimaan, sambil mendengar siapapun yang memberi kabar baik tentang kampus ini. Rasa haru dan bangga berabur menjadi satu, syukurlah diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi, apalagi diterima di kampus yang "Katanya" adalah kampus terbesar di Indonesia bagian Timur, Kampus yang diberi nama pahlawan berjudul " Ayam Jantan Dari Timur " " Sultan Hasanuddin " , meskipun kemudian, kampus ini tak menggunakan gelar "Sultan" pada namanya . Entah kenapa, Aku belum tahu jawabannya, Sebab sejak awal belum pernah dijelaskan oleh siapapun yang merasa mengerti tentang kampus ini.

          Kampus adalah diantara banyaknya ruang belajar yang ada pada masyarakat yang kemudian dikategorikan sebagai jenjang pendidikan tinggi. Kita sebagai bagian dari masyarakat yang kini memperoleh kesempatan untuk belajar di tempat ini harus sadar akan kewajiban kita sebagai pembelajar, membantu pengembangan ilmu pengetahuan agar bermanfaat bagi sesama, seperti yang pernah dilakukan oleh Nevy Jamest bahwa belajar adalah proses mengilmukan diri dan mendirikan Ilmu. Namun, apakah itu akan terwujud jika orang-orang dikampus hanya berbicara tentang hak namun lalai pada kewajiban?

         Hari ini kampus sepi,tak seperti biasanya, disaat jadwal kuliah padat dengan tugas-tugas dari dosen, ketika beberapa mahasiswa bekerja seperti mesin pencetak di percetakan koran, mengerjakan lembar demi lembar tugas dengan tekun, menjawab pertanyaan lisan dan tulisan hasil pemikiran sendiri atau contekan, kadangpula serupa penonton TV yang tidak berhak bahkan tak punya kendali untuk mengubah pembahasan di layar kaca, kecuali jika memindahkan channel sesuai keinginan, tetapi hal itu tidak mungkin terjadi di ruang kuliah apabila yang dimaksudkan adalah pembahasan materi kuliah tanpa memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk sekedar mempertanyakan,memperjelas, bahkan protes jika penyampaian dosen kurang berkesesuaian. Mungkin karena kita tak mempunyai remote control atau kuasa.

      Berjalan mengitari seperempat wilayah kampus menjadi pilihan sore tadi, berhenti di pojok pelataran gedung yang boleh diibaratkan sebagai terminal kampus, tempat penerimaan dan pelepasan mahasiswa. Di lantai dasar, terlihat beberapa orang mahasiswa sedang latihan bela diri, di tempat lain nampak beberapa orang mahasiswa sedang asyik memperbincangkan seseuatu, entah apa, lalu tiba-tiba di hadapanku, muncul enam orang gadis berjilbab aneka warna sedang ber-gruvie ria. Saat sadar sedang diperhatikan , mereka tersenyum , sungguh manis senyumannya, ttapi alangkah manis senyum itu, andaikata lipstik merah tegang pada bibirnya diganti dengan perawatan alami menggunakan madu atau banyak mengkonsumsi air putih, uang untuk membeli lipstik itu boleh dialihkan untuk membeli keperluan lain, seperti kebutuhan spiritual, intelektual, atau emosional, semacam membeli buku-buku bacaan atau bisa juga untuk sumbangan bagi mereka yang kurang mampu. Bila saja kusampaikan demikian kepada mereka, mungkin saja mereka mengatakan, " Terserah saya, uang juga uang saya, gaya yah gaya saya" , sesekali suudzon tidaklah mengapa, jika itu diniatkan untuk tidak cepat merasa puas akan sesuatu yang menjadi fenomena yang dianggap janggal.

         Masih soal sepi, mungkin wajar saja, karena bulan ini sudah masuk waktu libur semester, sebentar lagi juga ramadhan, tetapi masih saja ada mahasiswa yang memilih untuk tetap berada di kampus, sungguh dipertanyakan bagi orang-orang yang belum tahu aktivitas kampus pada waktu libur. Ada yang beralasan mengurus proposal, skripsi dan ujian akhir, mengurus KKN, Adapula yang menunggu adik-adik mahasiswa baru datang dengan pakaian hitam-putihnya, wajah lugu dengan senyum penuh kehati-hatian, hampir sama seperti sentum para penunggunya yang saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa baru. Menyoal aktivitas kampus pada waktu libur , ada banyak kejutan yang biasa dimunculkan, seperti keajaiban yang dilakukan oleh magician, tiba-tiba ada, tiba-tiba hilang. Berupa kebijakan baru yang tiba-tiba ada, ataukah hal-hal lain yang tiba-tiba berubah, dapat saja perubahan pada lapangan, kantin, atau tembok gedung yang kini tiba-tiba bertuliskan dengan merk-merk dagang yang katanya adalah sponsor pendidikan tinggi kita saat ini, hanya berlaku untuk kampus-kampus yang sudah berstatus PTN-BH dan sedang bercita-cita menjadi World Class University.

         Selalu datang 'tiba-tiba' , sebelumnya telah disebutkan tujuh kali kata 'tiba-tiba' , sembilan kali setelah dua tambahan kata dalam kutipan solo pada kalimat sebelumnya, semoga tidak lagi menjadi sepuluh hanya karena kampus 'tiba-tiba' menjadi miniatur pasar, atau menjadi sebelas karena 'tiba-tiba' yang mengisi kampus adalah replika Barbie dan tokoh-tokoh heroik dalam cerita kepahlawanan Barat. 'tiba-tiba' mace dan pace kantin berubah menjadi pelayan cantik dan tampan tunduk kepada bosnya dan tidak menerima bon. 'tiba-tiba' kurikulum berubah menjadi lebih praktis agar mudah menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja industri, 'tiba-tiba' tak mampu lanjut kuliah karena biaya semakin mahal sedangkan fasilitas yang didapatkan sangat minim, 'tiba-tiba' tak ada lagi office boy dan office girl karena sudah canggih, lebih baik menggunakan robot dari negara investor, mudah, murah, dan yang terpenting adalah melanggengkan bisnis berkelanjutan yang menguntungkan, bagi siapa? Bagi hasil? Hasilnya apa,untuk siapa?, kucukupkan menjadi tujuhbelas , karena 'tiba-tiba' saja tulisan ini segera berakhir untuk mengurangi pembahasan buruk tentang kampus yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi fitnah sekaligus anugrah jika terjadi. Fitnah karena tidak jadi dilaksanakan, anugrah karena birokrat kampus terinsiprasi dari tulisan ini untuk menggagalkan perencanaan yang sesuai dengan kecurigaan tersebut. Singkat, Padat, dan tidak jelas, itulah lulusan perguruan tinggi saat ini(Sebagian/Mungkin)

Teman, apakah kamu mau menjadi seperti pada bagian akhir cerita tadi?

Singkat, padat, dan tidak jelas? Tentu Tidak!

Maka dari itu, ayo kita berbenah! Dari diri sendiri menuju perubahan kampus yang lebih baik

AYO BERGERAK!!!



EmoticonEmoticon